By Dana Anwari. Haruskah agama atau suatu keyakinan terhadap kebenaran terhadap Allah Yang Maha Esa tanpa sekutu, akan menimbulkan pertikaian dan perpecahan?
Setiap orang berusaha mencari dan menegakkan kebenarannya masing-masing. Ada yang pencarian kebenarannya berdasarkan wahyu dari Tuhan melalui para nabi-Nya: yakni agama-agama (langit) yang diturunkan oleh Allah Sang Maha Pencipta seperti Islam, Nasrani, Yahudi. Namun, ada pula proses pencarian kebenarannya berdasarkan hasil akal budi manusia sendiri: seperti agama-agama (bumi) Budha, Konghucu, dll.
Ada yang mengklaim dirinya yang paling benar; dan yang lain dianggap keliru. Namun, ada satu kebenaran yang diyakini bersama bahwa kehidupan ini harus damai, makmur, sentosa, bahagia, tenang, penuh cinta kasih dan masih banyak lagi kesenangan-kesenangan hidup yang menjadi harapan dan tujuan hidup manusia.
Lantas, mengapa upaya untuk mencapai kesenangan hidup itu menjadi sulit dan kerapkali terjadi pertentangan serta peperangan untuk meraihnya? Tidak mampukah akal budi kita mencari jalan keluarnya? Dan, harus malukah diri kita bila harus menengok wahyu Tuhan dalam kitab-kitab-Nya serta dari ajaran hasil akal budi para nabi-Nya?
Tuhan telah memberi kita hidup kita dengan segala kecerdasan dan kekuatan agar kita mencapai kesuksesan dan menikmati keberuntungan. Mengapa tidak dengan kecerdasan itu lalu kita menjadi arif memahami kebenaran pihak lain? Dan, dengan kekuatan dari Tuhan itu lalu kita sampaikan dengan santun kebenaran kita tanpa pemaksaan? Hanya orang-orang sombong dan pemalas saja yang merasa paling benar berkata-kata dan bertindak. Padahal kesombongannya itu menutup upayanya sendiri untuk merenung, mengkaji dan belajar lagi tentang hakekat kebenaran. Ingatlah, kebenaran manusia itu relatif, sedangkan kebenaran Tuhan adalah abadi.
Salah satu kebenaran Tuhan yang abadi itu adalah bahwa Tuhan akan menghukum manusia di alam akhirat (kehidupan sesudah kematian) akibat kata-kata dan tindakan manusia selama hidup di dunia.
Tuhan Maha Mengetahui perjuangan setiap manusia yang telah berusaha mencapai kebenaran-Nya. Tuhan Yang Maha Bijaksana akan memaklumi perjuangan pencarian kebenaran oleh hamba-Nya itu hingga mati merenggutnya sebelum mencapai kepada kebenaran-Nya.
Tuhan pun akan sangat marah bila manusia yang sudah merengkuh kebenaran-Nya tetapi kemudian keyakinannya itu dilanggar sendiri oleh manusia itu.
Kebenaran diri yang kita cari ada pada kebenaran Allah yang harus kita tegakkan dengan bersungguh hingga maut menjemput ajal kita.
Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh. Demikian Allah berfirman dalam surat Al Baqarah:176 Al Quran.
suksesberjuang.blogspot.com
*
Berjuang adalah bersungguh-sungguh mencari kebenaran diri dan menegakkan kebenaran "tiada Tuhan selain Allah" hingga mati
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SUCCESS LINK
-
-
By Dana Anwari. Orang beruntung adalah orang yang beriman kepada utusan Allah, Nabi Muhammad saw yang menyempurnakan semua ajaran agama tauhid (tiada Tuhan...
-
No comments:
Post a Comment